Masalah
lingkungan adalah ulah manusia, dalam kegiatannya mengancam manusia dan
lingkungan hidupnya. Masalah lingkungan hidup terjadi berurutan dari kegiatan
manusia dan menyebabkan siklus permasalahan lingkungan yang berkepanjagan.
Masalah lingkungan wujudnya berupa kerusakan-kerusakan lingkungan yang terjadi.
Bentuk-bentuk
kerusakan lingkungan disebabkan oleh 2 macam penyebab antara lain sebagai
berikut :
1. Proses
Alam
Adalah bentuk kerusakan
lingkungan yang disebabkan oleh peristiwa-peristiwa yang terjadi secara alami
dari alam
2. Kegiatan
Manusia
Adalah kerusakan lingkungan yang
disebabkan oleh ulah manusia itu sendiri. Manusia memanfaatkan lingkungan tanpa
disadari dapat merugikan lingkungan hidup.
Studi Kasus
Dampak Bencana Lumpur Lapindo Terhadap
Lingkungan Hidup
Lumpur
Lapindo adalah suatu peristiwa bocornya pengeboran gas bumi yang terjadi
di Dusun Balongnongo Desa Renokenongo Kecamatan Porong Kabupaten
Sidoarjo Jawa Timur. Kebocoran pengeboran gas bumi tersebut terjadi
akibat kelalaianyang dilakukan PT.Lapindo Brantas. Lokasi pusat
semburan hanya berjarak 150 meter dari sumur Banjar Panji-1 (BJP-1), yang
merupakan sumur eksplorasi gas milik Lapindo Brantas Inc sebagai operator blok
Brantas. Oleh karena itu, hingga saat ini, semburan lumpur panas tersebut
diduga diakibatkan aktivitas pengeboran yang dilakukan Lapindo Brantas di sumur
tersebut. Pihak Lapindo Brantas sendiri punya dua teori soal asal semburan.
Pertama, semburan lumpur berhubungan dengan kesalahan prosedur dalam kegiatan
pengeboran. Kedua, semburan lumpur kebetulan terjadi bersamaan dengan
pengeboran akibat sesuatu yang belum diketahui. Namun bahan tulisan lebih
banyak yang condong kejadian itu adalah akibat pengeboran. Dampak dari
peristiwa Lumpur Lapindo antara lain sebagai berikut :
Semburan lumpur ini membawa
dampak yang luar biasa bagi masyarakat sekitar maupun bagi aktivitas
perekonomian di Jawa Timur. Sampai Mei 2009, PT Lapindo, melalui PT Minarak
Lapindo Jaya telah mengeluarkan uang baik untuk mengganti tanah masyarakat
maupun membuat tanggul sebesar Rp. 6 Triliun.
· Di
Kecamatan Porong, Jabon, dan Tanggulangin, dengan total warga yang dievakuasi
sebanyak lebih dari 8.200 jiwa dan tak 25.000 jiwa mengungsi. Karena tak kurang
10.426 unit rumah terendam lumpur dan 77 unit rumah ibadah terendam lumpur.
Lumpur menggenangi 16 desa di tiga kecamatan. Semula hanya menggenangi empat
desa dengan ketinggian sekitar 6 meter, yang membuat dievakuasinya warga
setempat untuk diungsikan serta rusaknya areal pertanian. Luapan lumpur ini
juga menggenangi sarana pendidikan dan Markas Koramil Porong. Hingga
bulan Agustus 2006, luapan lumpur ini
telah menggenangi sejumlah desa/kelurahan.
· Lahan
dan ternak yang tercatat terkena dampak lumpur hingga Agustus
2006 antara lain: lahan tebu seluas 25,61 ha di Renokenongo, Jatirejo
dan Kedungcangkring; lahan padi seluas 172,39 ha di Siring, Renokenongo,
Jatirejo, Kedungbendo, Sentul, Besuki Jabon dan Pejarakan Jabon; serta 1.605
ekor unggas, 30 ekor kambing, 2 sapi dan 7 ekor kijang.
· Sekitar
30 pabrik yang tergenang terpaksa menghentikan aktivitas produksi dan
merumahkan ribuan tenaga kerja. Tercatat 1.873 orang tenaga kerja yang terkena
dampak lumpur ini.
· Empat
kantor pemerintah juga tak berfungsi dan para pegawai juga terancam tak
bekerja.
· Tidak
berfungsinya sarana pendidikan (SD, SMP), Markas Koramil Porong, serta rusaknya
sarana dan prasarana infrastruktur (jaringan listrik dan telepon).
· Rumah/tempat
tinggal yang rusak akibat diterjang lumpur dan rusak sebanyak 1.683 unit.
Rinciannya: Tempat tinggal 1.810 (Siring 142, Jatirejo 480, Renokenongo 428,
Kedungbendo 590, Besuki 170), sekolah 18 (7 sekolah negeri), kantor 2 (Kantor
Koramil dan Kelurahan Jatirejo), pabrik 15, masjid dan musala 15 unit.
· Kerusakan
lingkungan terhadap wilayah yang tergenangi, termasuk areal persawahan.
· Pihak
Lapindo melalui Imam P. Agustino, General Manager PT Lapindo Brantas,
· mengaku
telah menyisihkan US$ 70 juta (sekitar Rp 665 miliar) untuk dana darurat
penanggulangan lumpur.
· Akibat
amblesnya permukaan tanah di sekitar semburan lumpur, pipa air milikPDAM Surabaya
patah.
· Meledaknya
pipa gas milik Pertamina akibat penurunan tanah karena tekanan lumpur
dan sekitar 2,5 kilometer pipa gas terendam.
· Ditutupnya
ruas jalan tol
Surabaya-Gempol hingga waktu yang tidak ditentukan, dan mengakibatkan
kemacetan di jalur-jalur alternatif, yaitu melalui Sidoarjo-Mojosari-Porong dan
jalur Waru-tol-Porong.
· Tak
kurang 600 hektar lahan terendam.
· Sebuah
SUTET milik PT PLN dan seluruh jaringan telepon dan
listrik di empat desa serta satu jembatan di Jalan Raya Porong tak dapat
difungsikan.
Penutupan ruas jalan tol ini juga
menyebabkan terganggunya jalur transportasi Surabaya-Malang dan
Surabaya-Banyuwangi serta kota-kota lain di bagian timur pulau Jawa. Ini
berakibat pula terhadap aktivitas produksi di kawasan Ngoro (Mojokerto) dan Pasuruanyang
selama ini merupakan salah satu kawasan industri utama di Jawa Timur.
Sumber : http://arriandraafianto.blogspot.com/2013/06/industri-dalam-hubungannya-dengan.html#sthash.Z6j83NiB.dpuf
Tidak ada komentar:
Posting Komentar