Pages

Selasa, 20 Oktober 2015

Pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar Amerika Di Indonesia

Nilai tukar rupiah terhadap dolar yang mencapai Rp14.050 per US$1 memang tak lepas dari fenomena ekonomi global dan devaluasi mata uang yuan, namun pemerintah juga harus melihat kinerja tim ekonomi dalam negeri.

Devaluasi yuan tersebut, menurut David Sumual selaku ekonom Bank Central Asia, mengakibatkan terjadinya perubahan struktural (tectonic shift) dalam pasar finansial global. Rupiah pun terpengaruh oleh perubahan ini. Dari sektor domestik, pelemahan ini juga disebabkan oleh isu-isu ekonomi yang relatif masih sama, yaitu bagaimana pemerintah mempercepat belanja agar infrastruktur mulai dibangun dan meyakinkan investor untuk melakukan investasi langsung

Mengutip Reuters, nilai tukar rupiah sepanjang lima hari terakhir bergerak volatile pada kisaran 13.240 - 13.681 per dolar Amerika Serikat. Sementara itu, sepanjang pekan ini, kurs tengah atau kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) Bank Indonesia (BI) mencatat nilai tukar rupiah bergerak pada kisaran 13.446-13.534 per dolar AS. Rupiah susut 0,09 persen dari 13.521 per dolar AS pada 9 Oktober 2015 menjadi 13.534 per dolar AS pada 16 Oktober 2015.

Pada perdagangan menyambut akhir pekan ini, nilai tukar rupiah dibuka melemah 71 poin menjadi 13.489 per dolar AS dari penutupan perdagangan Kamis 15 Oktober 2015 di level 13.418 per dolar AS. Dolar AS sempat berada di posisi terlemah di kisaran 13.527 terhadap rupiah pukul 09.45 waktu setempat. Sepanjang Jumat ini, nilai tukar rupiah berada di kisaran 13.489-13.606 per dolar AS.

Turun naiknya nilai rupiah tersebut berdampak langsung dan tak langsung terhadap masyarakat Indonesia, seperti hal yang dirasakan oleh pabrik tahu di kawasan Mampang, Jakarta Selatan. Harga kedelai yang terus meningkat membuat omzetnya menurun.

Menurut sang pemilik pabrik, Sutarno, sebelum bulan puasa harga bahan dasar tahu yakni kedelai kurang dari Rp700.000 untuk satu kuintal. Namun, sekarang satu kuintal kedelai dihargai Rp710.000.
"Ya kita harus ngecilin ukuran tahunya. Kita kan gak bisa naikin harga, kayak naikin harga kedelai," jelas Sutarno.

Namun di sisi lain, melemahnya nilai rupiah atas dolar Amerika Serikat, seperti saat ini, tidak selalu berdampak buruk namun juga bisa dilihat sebagai momentum untuk meningkatkan ekspor.
Dan begitulah harapan Menteri Perdagangan, Rachmat Gobel, pada pertengahan Maret ketika rata-rata kurs tengah eceran rupiah terhadap dolar AS sekitar Rp12.842 per satu dolar AS dan turun lagi menjadi sekitar Rp.13.300 untuk satu dollar.



"Pelemahan rupiah ini merupakan momentum kita untuk meningkatkan ekspor," kata Rachmat dalam jumpa pers di Kantor Kementerian Perdagangan Jakarta, saat itu.
Memang secara sederhana pemasukan ekspor akan lebih besar karena artinya pemasukan satu dolar AS akan bernilai lebih banyak dalam rupiah.

Customer saya dengan dolar naik, maka posisi di negara dia, misalnya di Spanyol, kursnya terhadap dolar juga melemah. Dia minta diskon ke kita, jadi kita juga kasih diskon.
Namun di lapangan, perhitungannya tidak sesederhana itu, seperti dijelaskan Sekjen Asosiasi Pertekstilan Indonesia, API, Ernovian.

"Masalahnya bahan baku kita kan masih pakai dolar, seperti bahan kimia, kita kan masih impor semua bahan kimia itu. Jadi kalau dengan rupiah melemah ini kalau dibilang untung, ya nggak juga."

"Kecuali kalau semua bahan baku dari dalam negeri," tambah Ernovian.

Sumber :
  • http://www.beritasatu.com/ekonomi/315429-siang-ini-rupiah-kembali-anjlok-ke-teritori-negatif.html
  • http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/07/150707_indonesia_harga_pangan
  • http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/07/150709_indonesia_ekspor
  • http://www.bbc.com/indonesia/berita_indonesia/2015/08/150824_indonesia_rupiah_anjlok
  • http://www.cnnindonesia.com/ekonomi/20150824104155-78-74014/rupiah-dibuka-melemah-dolar-as-tembus-rp-14-ribu/
  • http://bisnis.liputan6.com/read/2341582/alasan-nilai-tukar-rupiah-terus-bergejolak-dalam-sepekan

Tidak ada komentar:

Posting Komentar